BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Linggo Asri
adalah salah satu desa yang menjadi simbol kesejukan dan keindahan kota santri
Pekalongan. Daerah Linggo Asri yang berada di ketinggian di atas 500 meter/dpl
tersebut berbatasan langsung dengan Kecamatan Paninggaran. Di sebelah selatan
berbatasan dengan Desa Brengkolang dan sebelah utara dengan Desa Kutorojo,
Kajen. Linggo Asri tidak hanya memiliki arena perkemahan yang luas dengan
dikelilingi hutan pinus nan indah serta udara pegunungan yang sejuk, Desa itu
juga mempunyai berbagai fasilitas rekreasi. Antara lain kolam renang, taman
wisata dan beberapa koleksi binatang. Salah satu wisata Kajen yang digemari
anak-anak di Linggo Asri adalah berjalan-jalan di pegunungan dengan naik gajah.
Di Linggo Asri juga ditemui peninggalan sejarah seperti pura dan lingga. Nama Desa
Linggo Asri adalah adaptasi dari batu lingga atau prasasti. Lingga berbentuk
bulat panjang memang dipunyai desa tersebut. Lingga itu dijadikan simbol bahwa
desa itu telah berumur tua dan penuh dengan peninggalan sejarah. Selain obyek
wisata, Linggo Asri juga dikenal sebagai desa yang penuh dengan potensi hasil
bumi seperti pisang, nilam, fanili, dan berbagai tanaman palawija. Jika masa
panen tiba, hasil pisang di Linggo Asri seperti pisang ambon, raja, dan pisang
hijau sangat melimpah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana analisis pendekatan teori Demand
(minat wisatawan, asal wisatawan, jumlah wisatawan, dan investasi) pada obyek
wisata Linggo Asri di Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan?
2. Bagaimana analisis pendekatan teori Suplly
(Atraction, Transportation, Acomodation, Service,
Infrastruktur) pada obyek wisata Linggo Asri di Kecamatan Kajen, Kabupaten
Pekalongan?
3. Adakah hubungan antara pendekatan Demand
dan Suplly terhadap kemajuan obyek wisata
Linggo Asri di Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui analisis pendekatan teori Demand (minat wisatawan, asal wisatawan, jumlah wisatawan, dan
investasi) pada obyek wisata Linggo Asri di Kecamatan Kajen, Kabupaten
Pekalongan.
2. Untuk mengetahui analisis pendekatan teori Suplly (Atraction,
Transportation, Acomodation, Service, Infrastruktur) pada obyek wisata
Linggo Asri di Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan.
3. Untuk mengetahui hubungan antara
pendekatan Demand dan Suplly terhadap kemajuan obyek wisata
Linggo Asri di Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Pemerintah
Bisa dijadikan sebagai sumbangsih dalam meningkatkan kualitas obyek wisata
Linggo Asri di Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan, demi kemajuan obyek
wisata Linggo Asri dan untuk menarik minat para wisatawan agar banyak yang
bekunjung.
2. Bagi Wisatawan
Bisa dijadikan sebagai salah satu referensi obyek wisata alam di Kabupaten
Pekalongan yang terjangkau oleh kantong
para wisatawan.
3. Bagi Mahasiswa
Bisa dijadikan sebagai bahan kajian belajar dalam rangka menganalisis obyek
wisata yang sudah sesuai dengan pendekatan Demand
dan Suplly.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Pengertian objek wisata
Peraturan Pemerintah No. 24/1979 menjelaskan bahwa obyek wisata adalah :
perwujudan dari ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah bangsa
dan tempat keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi.
SK. MENPARPOSTEL No.: KM. 98 / PW.102 / MPPT-87 menjelaskan bahwa obyek wisata adalah : tempat atau
keadaan alam yang memiliki sumber daya wisata yang dibangun dan dikembangkan
sehingga mempunyai daya tarik dan diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi
wisatawan.
Suatu daerah
untuk menjadi DTW
(Daerah Tujuan Wisata) yang baik harus dikembangkan 3 (tiga) hal agar daerah
itu menarik untuk dikunjungi, yaitu :
1. Adanya something to see
Maksudnya
adalah sesuatu yang menarik untuk dilihat.
2. Adanya something to buy
Maksudnya
adalah sesuatu yang menarik dan khas untuk dibeli.
3. Adanya something to do
Maksudnya
adalah sesuatu aktivitas yang dapat dilakukan di tempat itu.
Ketiga hal
di atas merupakan unsur-unsur yang kuat untuk daerah tujuan wisata sedangkan
untuk pengembangan suatu daerah tujuan wisata harus ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, antara lain :
1. Harus mampu bersaing
dengan obyek wisata yang ada dan serupa dengan obyek wisata di tempat lain.
2. Harus tetap, tidak berubah
dan tidak berpindah-pindah kecuali dari bidang pembangunan dan pengembangan.
3. Harus memiliki sarana dan
prasarana yang memadai serta mempunyai ciri-ciri khas tersendiri.
4. Harus menarik dalam
pengertian secara umum (bukan pengertian dari subjektif) dan sadar wisata
masyarakat setempat.
B.
Pengertian pariwisata
1.
Koen Meyers (2009), pariwisata
adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan oleh sementara waktu dari tempat
tinggal semula ke daerah tujuan dengan alasan bukan untuk menetap atau mencari
nafkah melainkan hanya untuk memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu
senggang atau libur serta tujuan-tujuan lainnya.
2.
Kodhyat (1998) pariwisata adalah
perjalanan dari suatu tempat ketempat lain, bersifat sementara, dilakukan
perorangan atau kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasiaan
dan kebahagiaan dengan lingkungan dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu.
3.
Gamal (2002) pariwisata
difenisikan sebagai bentuk. Suatu proses kepergian sementara dari seorang,
lebih menuju ke tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiaanya
adalah karena berbagai kepentingan ekonomi, sosial, budaya, politik, agama,
kesehatan maupun kepentingan lain.
4.
Suwantoro (1997) pariwisata
adalah suatu proses kepergiaan sementara dari seseorang atau lebih menuju
tempat lain dari luar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan untuk
melakukan kepergian yang menghasilkan uang.
5.
Soekadijo (1996) pariwisata
adalah gejala yang komplek dalam masyarakat, didalamnya terdapat hotel, objek
wisata, souvenir, pramuwisata, angkutan wisata, biro perjalanan wisata, rumah
makan dan banyak lainnya.
6.
Burkart dan Medlik (1987)
pariwisata sebagai suatu tranformasi orang untuk sementara san dalam jangka
waktu jangka pendek ketujuan-tujuan di luar tempat dimana mereka hidupdan
bekerja, dan kegiatan – kegiatan mereka selama tinggal di tempat- tempat tujuan
itu.
7.
Menurut WTO (1999), pariwisata
adalah kegiatan manusia yang melakukan perjalanan ke dan tinggal di daerah
tujuan di luar lingkungan kesehariannya.
8.
Menurut Richard
Sihite dalam Marpaung dan Bahar (2000:46-47) menjelaskan definisi pariwisata
sebagai berikut : Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk
sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain
meninggalkan tempatnya semula, dengan suatu perencanaan dan dengan maksud bukan
untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi
semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamasyaan dan rekreasi atau
untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.
9.
Salah Wahab (1975:55) mengemukakan definisi
pariwisata, yaitu : pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu
mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, peningkatan
penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya.
Selanjutnya, sebagai sektor yang komplek, pariwisata juga merealisasi
industri-industri klasik seperti industri kerajinan tangan dan cinderamata,
penginapan dan transportasi.
10.
Menurut pendapat dari James
J. Spillane (1982:20) mengemukakan bahwa pariwisata adalah kegiatan
melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan,
mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat,
menunaikan tugas, berziarah dan lain-lain.
11. Menurut pendapat Anonymous (1986) Pariwisata adalah
kegiatan seseorang dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain
dengan perbedaan pada waktu kunjungan dan motivasi kunjungan.
12. Menurut
pendapat yang dikemukakan oleh Yoeti, (1991:103). Pariwisata berasal dari dua kata,
yakni Pari dan Wisata. Pari dapat diartikan sebagai banyak, berkali-kali,
berputar-putar atau lengkap. Sedangkan wisata dapat diartikan sebagai
perjalanan atau bepergian yang dalam hal ini sinonim dengan kata ”travel” dalam bahasa Inggris. Atas dasar
itu, maka kata ”Pariwisata” dapat diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan
berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat yang lain, yang
dalam bahasa Inggris disebut dengan ”Tour”.
13. Menurut pendapat RG.
Soekadijo (1997:8), Pariwisata ialah segala kegiatan dalam masyarakat
yang berhubungan dengan wisatawan.
14. Suyitno (2001) tentang Pariwisata sebagai
berikut :
· Bersifat sementara, bahwa dalam
jangka waktu pendek pelaku wisata akan kembali ke tempat asalnya.
·
Melibatkan beberapa komponen wisata, misalnya sarana
transportasi, akomodasi, restoran, obyek wisata, souvenir dan lain-lain.
·
Memiliki tujuan tertentu yang intinya untuk mendapatkan
kesenanga.
·
Tidak untuk mencari nafkah di tempat tujuan, bahkan
keberadaannya dapat memberikan kontribusi pendapatan bagi masyarakat atau
daerah yang dikunjungi, karena uang yang di belanjakannya dibawa dari tempat
asal.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Pendekatan Supply
1.
Atraction
1.
WISATA ALAM
Dengan jenis aktifitas yang bisa
dikembangkan seperti :
• Jungle
Trekking/penelusuran hutan,
Kegiatan yang dapat dikembangkan di
Obyek Wisata Linggo Asri adalah Trekking,
Hiking, Napak Tilas, atau wisata
jalan kaki. Wisata petualangan ini tidak memerlukan suatu alat khusus dan dapat
dilakukan oleh semua orang. Hanya saja kegiatan ini dapat optimal diperlukan
bantuan seorang pemandu khusus yang berpengalaman dalam penjelajahan dan
memiliki pengetahuan luas tentang kehidupan alam dan lingkungan sekitar kita.
Berikut ini pilihan wisata trekking dapat digabungkan dengan kegiatan out bound
lainnya sesuai potensi dan sarana parsarana yang ada di bumi perkemahan dan obyek wisata
linggo asri.
• Wisata pendidikan pengelolaan hutan
tanaman industri,
Kegiatan yang dapat dikembangkan di
Obyek Wisata Linggo Asri adalah Wisata Pendidikan pengelolaan dan pengolahan
hasil hutan atau tanaman industri suatu program yang menggabungkan unsur
kegiatan wisata dengan muatan pendidikan di dalamnya. Program wisata ini
dikemas dalam bentuk belajar menderes getah pinus, karet dan sampai pengolahan
hasilnya seperti karet mentah, gondorukem yang merupakan komoditas lokal
potensial dengan memanfaatkan fasilitas pabrik yang telah ada sedemikian rupa
hingga menjadikan kegiatan wisata tahunan atau kegiatan ekstrakurikuler
memiliki kualitas dan berbobot. Materi-materi dalam pemanduan telah disesuaikan
dengan bobot siswa dan kurikulum sesuai jenjang pendidikan.
• Wisata pendidikan lingkungan.
Kegiatan yang dapat dikembangkan di
Obyek Wisata Linggo Asri adalah Wisata Pendidikan Wisata lingkungan suatu
program yang menggabungkan unsur kegiatan wisata dengan muatan pendidikan
didalamnya, seperti penangkaran rusa dan hewan dilindungi lainnya, pebngenalan jenis-jenis
pohon/tanaman dan cara pembibitan. Program wisata ini dikemas sedemikian
rupa menjadikan kegiatan wisata tahunan atau kegiatan ekstrakurikuler yang
bekerja sama dengan pihak Perhutani melalui LMDH agar memiliki kualitas dan
bobot. Materi-materi dalam pemanduan telah disesuaikan dengan bobot siswa dan
kurikulum sesuai jenjang pendidikan.
2.
WISATA KEBUDAYAAN
Dengan
jenis aktifitas wisata yang dapat dikembangkan seperti :
•
Wisata seni budaya dan hiburan rakyat,
Salah
satu kegiatan yang dapat dikembangkan di Obyek Wisata Linggo Asri adalah wisata
seni budaya suatu program yang menggabungkan unsur kegiatan wisata dengan
muatan seni budaya didalamnya. Program wisata ini dikemas sedemikian rupa
menjadikan kegiatan wisata bulanan atau mingguan diharapkan dapat diisi oleh
kegiatan yang menghibur pengunjung seperti parade/exibisi band
anak muda/pelajar, musik dangdut lokal atau kesenian asli daerah Kabupaten
Pekalongan. Hal
ini diharapkan dapat membantu optimalisasi penerimaan retribusi dari daya tarik
pengunjung ke Obyek Wisata Linggoasri setiap
minggunya .
•
Wisata Pedesaan,
Diharapkan
sebagai kegiatan yang dapat dikembangkan di Obyek Wisata Linggo Asri adalah
wisata pedesaan adalah suatu program yang menggabungkan unsur kegiatan wisata
dengan kegiatan pedesaan seperti bercocok tanam, panen hasil bumi dan
perikanan, membajak sawah, tandur padi, dll. Program wisata ini dikemas
sedemikian rupa menjadikan kegiatan wisata harian diharapkan pengunjung lebih
memahami kearifan lokal penduduk asli kawasan Obyek Wisata Linggo Asri, sasaran
target pengunjung adalah siswa-siswi
SD, antara usia 5 s/d 10
tahun, seperti menangkap belut, ikan dikolam bletokan, memandikan kerbau/gajah
di sawah atau kolam berlumpur (si bolang).
•
Lomba–lomba anak–anak.
Tidak
kalah menarik ketika kita tawarkan dengan kolaborasi antara seni dan rekreasi
dengan acara lomba-lomba mewarnai gambar/lomba lukis anak-anak, lomba
ketangkasan tradisional, acara Bintang Kecil dll, yang dilaksanakan dengan melibatkan
organisasi IGTK, PAUD, KKG diseluruh Kabupaten Pekalongan bahkan dapat
dikerjasamakan dengan EO yang dapat menjaring peserta dari luar daerah serta
pembiayaan yang dikerjasamakan dengan sponsor.
3.
WISATA MINAT KHUSUS
Dengan
jenis kegiatan wisata yang dapat dikembangkan seperti :
• Berkemah dan Out Bound,
• Berkemah dan Out Bound,
Berkemah
dan bermain out
bound
adalah kegiatan olah raga dengan suasana hidup dipedesaan, hal ini umum yang
dilakukan pelajar dan kaum muda untuk mengisi waktu luang, maka diharapkan
kegiatan satu
ini dapat menjadi andalan untuk menarik wisatawan mengunjungi Obyek Wisata
Linggo Asri dengan fasilitas yang telah tersedia dengan didampingi instruktur
yang terlatih.
• Bersepeda
Gunung,
Bersepeda
Gunung adalah kegiatan
yang sedang populer di kalangan kaum muda sekarang ini dalam mengisi waktu
liburan dalam menghilangkan kejenuhan dalam melakukan rutinitas sehari-hari.
Akan tetapi aktivitas ini sulit dilakukan sendiri karena itu perlu adanya
komunitas yang solid, serta fasilitas pendukung, antara lain pembuatan tracking lintasan dengan jarak yang
cukup panjang lebih kurang 5–10 km yang meliputi kawasan obyek dan lingkungan
wiayah obyek, baik milik masyarakat maupun pemerintah sepanjang ada koordinasi
dan tidak merusak lingkungan, pelaksanaannya dibantu oleh pemandu dan bila
mungkin melibatkan penduduk sekitar dalam berpartisipasi, maka diharapkan
kegiatan ini dapat lebih menarik wisatawan berkunjung ke Obyek Wisata Linggo
Asri apabila dilaksanakan dengan pihak–pihak sponsor/EO.
• Penelitian/Observasi.
Perlu
dibangun fasilitas khusus untuk kegiatan penlitian berupa miniatur
kelaboratoriuman flora fauna yang berfungsi menjadi wisata penelitian yang
dibangun secara sederhana dan dapat dijadikan pusat penelitian bagi siswa-siswi di Kabupaten
Pekalongan seperti taman kupu-kupu, taman serangga (herbarium) taman-taman
bunga/tanaman obat. Hal
ini dapat dikerjasamakan dengan Perhutani, PTP Perkebunan ataupun Pihak lain yang
peduli dengan pendidikan.
4.
WISATA KELUARGA
Dengan
jenis kegiatan wisata yang dapat di kembangkan seperti :
• Berenang,
• Berenang,
Dengan
kondisi fasilitas yang ada mungkin masih perlu peningkatan sarana dan prasarana
kolam renang prestasi menjadi kolam renang wisata, hal ini merupakan salah satu
dari banyak aktivitas yang paling diminati pengunjung olah raga sambil
berwisata bersama keluarga.
•
Memancing,
Memancing
adalah kegiatan yang sedang populer sekarang ini dalam mengisi waktu luang
sebagai penghilang kejenuhan dalam melakukan rutinitas sehari-hari, aktivitas ini
juga bisa melibatkan seluruh keluarga, yang perlu dipersiapkan adalah dengan
melakukan pembenahan kolam-kolam yang sudah ada lebih optimal dengan
dilaksanakan event-event lomba memancing bekerja sama sponsor/EO. Memancing
dikolam pemancingan dalam kawasan Obyek Wisata adalah kegiatan yang dikemas
dengan menaburkan ikan yang akan dipancing berdasarkan permintaan peminat. Hal ini dapat
dilaksanakan dengan sistem kiloan atau lama waktu memancing dan hasilnya
diperhitungkan. Aktivitas ini juga bisa melibatkan seluruh keluraga, maka di
harapkan kegiatan ini dapat lebih menarik wisatawan berkunjung ke Obyek Wisata
Linggo Asri jika memungkinkan dapat dimasak ditempat.
•
Offroad dengan mobil ATV.
Offroad
ATV mungkin tidak kalah menarik ketika kita tawarkan dengan kesiapan lintasan
yang akan dilalui dengan variasi rintangan yang cukup menantang dan dilengkapi
alat pengaman bagi pengendara, maka dapat dikemas menjadi paket wisata keluarga
yang menarik dan diminati, kalau mungkin dikembangkan dengan arena lomba/event ketangkasan dengan kendaraan ATV
yang dibawa oleh masing-masing peserta dengan katagori yang ditentukan. maka di
harapkan kegiatan ini dapat lebih menarik wisatawan berkunjung ke Obyek Wisata
Linggo Asri.
2.
Transportation
Untuk bisa sampai di obyek wisata Linggo Asri, Kecamatan
Kajen, para pengunjung dapat menggunakan semua jenis transportasi darat yang
ada baik sepeda motor, bus, mobil terbuka, maupun alat transportasi yang
lainnya. Perjalanan
ke Linggo Asri jika dilakukan menggunakan motor dari kota Pekalongan
adalah sekitar 1–1,5 jam dengan kecepatan rata-rata 60 – 80 km/jam. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melewati jalur wiradesa
kemudian menuju ke arah kajen yang lebih nyaman dan aman
untuk dilewati, karena jalanan tidak terlalu ramai oleh kendaraan bermotor.
Jalan mendekati lokasi seperti jalan dataran tinggi pada umumnya, banyak
tanjakan dan tikungan. Dan jika telah tiba di jalan yang kanan kirinya adalah
kebun karet, itu tandanya para wisatawan
sudah hampir sampai di lokasi obyek wisata
Linggo Asri. Terus saja jalan lurus, hingga bertemu
gapura “Selamat Datang di Wisata Alam Linggo Asri”
3.
Acomodation
Untuk akomodasi di obyek wisata Linggo Asri, sudah banyak
tersedia villa-villa dan penginapan-penginapan di sekitar obyek wisata Linggo
Asri. Ada berbagai jenis pilihan villa dan penginapan mulai dari yang sederhana
hingga jenis penginapan dan villa yang mewah, tentunya masing-masing villa dan
penginapan memiliki tarif yang berbeda-beda sesuai dengan fasilitas yang
disediakan.
4.
Service
Adanya dorongan dan koordinasi dengan
berbagai pihak. Dengan mengedepankan fungsi terintregasi pada masing masing
dinas terkait . Misalnya untuk pemeliharaan satwa dilakukan oleh BKSDA dan Dinas
Pertanian Kehutanan untuk menjalankan fungsi konservasi, Dinas Lutkan pada
aspek kesehatan dan Dinporapar sebagai pengelolaan dan pemanfaatannya. Untuk
memajukan obyek wisata ini pun harus dikelola dengan profesional, yang dimulai
meningkatkan kualitas sumber daya manusianya.
5.
Infrastruktur
Pembanguan sarana prasarana ini
pada tahun 2012, dari anggaran bantuan Propinsi Jawa Tengah telah dibangun
berbagi sarana prasarana menujang obyek wisata seperti pembangunan sarana
outbond, pengadaan kendaraan APV, pembangungan gardu pandang dan pembangunan pintu gerbang
. Sedangkan pada tahun 2013, telah dilakukan penataan lingkungan taman dan
pembangunan jalan lingkar di kawasan wisata. Hal ini bertujuan untuk memberi
kenyamanan dan memanjakan wisatawan dalam menikmati pemandangan alam dan
suasana di Linggo Asri.
B.
Pendekatan Demand
1.
Minat Wisatawan
Kecenderungan meningkatnya minat para wisatawan, dimungkinkan karena
semakin bertambah dan menariknya obyek wisata
Linggo Asri sebagai tempat tujuan wisata keluarga. Oleh karena itu untuk
mempertahan kondisi ini pihaknya selalu berusaha memoles dan menata sarana
prasarana agar obyek wisata alam ini semakin diminati masyarakat.
2.
Asal Wisatawan
Pengunjung di obyek wisata
Linggo Asri sebagian
besar masih didominasi wisatan lokal yang berasal dari wilayah Kabupaten
Pekalongan dan sekitarnya
3.
Jumlah Wisatawan
Selama liburan obyek wisata Linggo Asri Kabupaten
Pekalongan
Kajen mengalami peningkatan
wisatawan hingga 20 % dari hari biasa. Jika tidak hari libur rata rata pengunjung kurang lebih hanya 50 -70
wisatawan saja, namun pada hari libur, jumlah wisatawan bisa mencapai kurang
lebih 100 orang.
4.
Investasi
Pendapatan
dari sektor objek wisata di Linggo Asri dinilai Komisi B DPRD terlalu kecil dan
tidak sebanding dengan nilai investasi yang ditanamkan Pemkab Pekalongan. Hasil
kunjungan kerja Komisi B ke Linggo Asri belum lama ini memunculkan banyak
pertanyaan, khususnya terkait optimalisasi pendapatan dan retribusi. Target pendapatan
retribusi di Linggo Asri, terlalu kecil. Padahal dari hasil pantauan seharusnya
bisa lebih banyak lagi. Dengan
target dan realisasi sewa vila di Linggo Asri Rp 27 juta pada tahun lalu. Hasil
pantauan Komisi B, ada 7-8 pengunjung tiap harinya. Jika dihitung denga nilai
retribusi sebesar Rp 25.000-Rp 35.000 tiap vila, pendapatnnya seharusnya bisa
mencapai sekitar Rp 50 juta. Padahal anggaran dalam APBD yang terserap untuk
perbaikan vila tahun lalu mencapai Rp 127,7 juta. Dengan melihat jumlah
investasi yang ditanamkan dari APBD, pendapatannya terlalu kecil. Analisis itu baru dari
penginapan. Jika dihitung pengeluaran dan pemasukan dari sektor lainnya,
pendapatan akan terlihat lebih kecil lagi.
Kasi
Sarana Pengelolaan dan Pengembangan Objek Wisata Kantor Pariwisata, Istiyanto
saat dikonfirmasi mengatakan, kecilnya pendapatan di Linggo Asri disebabkan
terlalu kecilnya tarif retribusi yang diatur dalam Perda. Sesuai perda, Kantor
Pariwisata hanya diperbolehkan menarik retribusi sebesar Rp 1.500 untuk tiket
masuk ke Linggo Asri dan Rp 25.000-Rp 35.000 untuk sewa vila. "Harga itu
sangat kecil, kami sudah mengusulkan perubahan perda namun belum
disetujui," tandasnya. Jika
retribusi bisa ditingkatkan pendapatan bisa lebih besar. Kendala lain yang
menyulitkan pengembangan adalah
sebagian besar lahan di Linggo Asri masih berstatus tanah milik warga. Jika itu bisa
dibebaskan bisa menarik para investor yang ingin mengembangkan Linggo Asri.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Linggo Asri
adalah salah satu desa yang menjadi simbol kesejukan dan keindahan kota santri
Pekalongan. Daerah Linggo Asri yang berada di ketinggian di atas 500 meter/dpl
tersebut berbatasan langsung dengan Kecamatan Paninggaran. Di sebelah selatan
berbatasan dengan Desa Brengkolang dan sebelah utara dengan Desa Kutorojo,
Kajen. Linggo Asri tidak hanya memiliki arena perkemahan yang luas dengan
dikelilingi hutan pinus nan indah serta udara pegunungan yang sejuk, Desa itu
juga mempunyai berbagai fasilitas rekreasi. Antara lain kolam renang, taman
wisata dan beberapa koleksi binatang. Untuk menganalisis suatu obyek wisata,
khususnya obyek wisata Linggo Asri kita dapat menggunakan dua pendekatan yaitu
pendekatan teori Demand yang
digunakan untuk mengetahui (minat wisatawan, asal wisatawan, jumlah wisatawan,
dan investasi) dan pendekatan teori Suplly
digunakan untuk mengetahui (Atraction,
Transportation, Acomodation, Service, and Infrastruktur)
B.
Saran
Sebagai obyek wisata yang cukup dikenal di Kabupaten
Pekalongan, obyek wisata Lingo Asri hendaknya mampu menjaga dan mengembangkan
sarana dan prasarana yang ada. Selain itu obyek wisata Linggo Asri juga harus
mancari cara untuk menarik minat wisatawan agar mau berkunjung ke kawasan obyek
wisata Linggo Asri. Penambahan sarana, prasarana dan infrastruktur kawasan
objek wisata juga sangat dibutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA
http://Definisi Pariwisata Menurut Beberapa Ahli _ Tabea Tamang.html (diunduh
pada tanggal 09 April 2014, pukul 20.00
WIB)
http://garis-besar-konsep-pengembangan-ow.html (diunduh pada tanggal
09 April 2014, pukul 20.00 WIB)
http://LINGGO ASRI (WISATA ALAM PEKALONGAN) _ aptika.html (diunduh pada
tanggal 09 April 2014, pukul 20.00 WIB)
http://linggo-asri-obyek-wisata-kabpekalongan.html (diunduh pada tanggal
09 April 2014, pukul 20.00 WIB)
http://pengertian_definisi_wisata_info2178.html (diunduh pada tanggal
09 April 2014, pukul 20.00 WIB)
http://Pengertian Obyek Wisata Dan Pengertian Atraksi Wisata _ Rafans
Detik.html (diunduh pada tanggal 09
April 2014, pukul 20.00 WIB) http://pengertian-pariwisata-menurut-para-ahli.html (diunduh pada
tanggal 09 April 2014, pukul 20.00 WIB)
suaramerdeka. Komisi B Nilai Pendapatan Linggo Asri Terlalu Kecil.jumat,
15 Juni 2007 (diunduh pada
tanggal 09 April 2014, pukul 20.00 WIB)
thanks, gan :D
BalasHapussuwun bro pas aku ono tugas proposal heheh tegyuu bangeddd lafyuu aku cinta kamu massss
BalasHapus