Senin, 28 April 2014

MAKALAH ANALISIS OBYEK WISATA LINGGO ASRI DI KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN BERDASARKAN PENDEKATAN DEMAND DAN SUPLLY


BAB I
PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang
       Linggo Asri adalah salah satu desa yang menjadi simbol kesejukan dan keindahan kota santri Pekalongan. Daerah Linggo Asri yang berada di ketinggian di atas 500 meter/dpl tersebut berbatasan langsung dengan Kecamatan Paninggaran. Di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Brengkolang dan sebelah utara dengan Desa Kutorojo, Kajen. Linggo Asri tidak hanya memiliki arena perkemahan yang luas dengan dikelilingi hutan pinus nan indah serta udara pegunungan yang sejuk, Desa itu juga mempunyai berbagai fasilitas rekreasi. Antara lain kolam renang, taman wisata dan beberapa koleksi binatang. Salah satu wisata Kajen yang digemari anak-anak di Linggo Asri adalah berjalan-jalan di pegunungan dengan naik gajah. Di Linggo Asri juga ditemui peninggalan sejarah seperti pura dan lingga. Nama Desa Linggo Asri adalah adaptasi dari batu lingga atau prasasti. Lingga berbentuk bulat panjang memang dipunyai desa tersebut. Lingga itu dijadikan simbol bahwa desa itu telah berumur tua dan penuh dengan peninggalan sejarah. Selain obyek wisata, Linggo Asri juga dikenal sebagai desa yang penuh dengan potensi hasil bumi seperti pisang, nilam, fanili, dan berbagai tanaman palawija. Jika masa panen tiba, hasil pisang di Linggo Asri seperti pisang ambon, raja, dan pisang hijau sangat melimpah.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana analisis pendekatan teori Demand (minat wisatawan, asal wisatawan, jumlah wisatawan, dan investasi) pada obyek wisata Linggo Asri di Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan?
2. Bagaimana analisis pendekatan teori Suplly (Atraction, Transportation, Acomodation, Service, Infrastruktur) pada obyek wisata Linggo Asri di Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan?
3. Adakah hubungan antara pendekatan Demand dan Suplly terhadap kemajuan obyek wisata Linggo Asri di Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui analisis pendekatan teori Demand (minat wisatawan, asal wisatawan, jumlah wisatawan, dan investasi) pada obyek wisata Linggo Asri di Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan.
2. Untuk mengetahui analisis pendekatan teori Suplly (Atraction, Transportation, Acomodation, Service, Infrastruktur) pada obyek wisata Linggo Asri di Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan.
3.  Untuk mengetahui hubungan antara pendekatan Demand dan Suplly terhadap kemajuan obyek wisata Linggo Asri di Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan.

D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Pemerintah
Bisa dijadikan sebagai sumbangsih dalam meningkatkan kualitas obyek wisata Linggo Asri di Kecamatan Kajen, Kabupaten Pekalongan, demi kemajuan obyek wisata Linggo Asri dan untuk menarik minat para wisatawan agar banyak yang bekunjung.
2. Bagi Wisatawan
Bisa dijadikan sebagai salah satu referensi obyek wisata alam di Kabupaten Pekalongan yang terjangkau oleh kantong para wisatawan.
3. Bagi Mahasiswa
Bisa dijadikan sebagai bahan kajian belajar dalam rangka menganalisis obyek wisata yang sudah sesuai dengan pendekatan Demand dan Suplly.


BAB II
LANDASAN TEORI

A.      Pengertian objek wisata
Peraturan Pemerintah No. 24/1979 menjelaskan bahwa obyek wisata adalah : perwujudan dari ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi.
SK. MENPARPOSTEL No.: KM. 98 / PW.102 / MPPT-87 menjelaskan bahwa obyek wisata adalah : tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber daya wisata yang dibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik dan diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi wisatawan.
Suatu daerah untuk menjadi DTW (Daerah Tujuan Wisata) yang baik harus dikembangkan 3 (tiga) hal agar daerah itu menarik untuk dikunjungi, yaitu :
1.  Adanya something to see
Maksudnya adalah sesuatu yang menarik untuk dilihat.
2.  Adanya something to buy
Maksudnya adalah sesuatu yang menarik dan khas untuk dibeli.
3.  Adanya something to do
Maksudnya adalah sesuatu aktivitas yang dapat dilakukan di tempat itu.
Ketiga hal di atas merupakan unsur-unsur yang kuat untuk daerah tujuan wisata sedangkan untuk pengembangan suatu daerah tujuan wisata harus ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain :
1.    Harus mampu bersaing dengan obyek wisata yang ada dan serupa dengan obyek wisata di tempat lain.
2.    Harus tetap, tidak berubah dan tidak berpindah-pindah kecuali dari bidang pembangunan dan pengembangan.
3.    Harus memiliki sarana dan prasarana yang memadai serta mempunyai ciri-ciri khas tersendiri.
4.    Harus menarik dalam pengertian secara umum (bukan pengertian dari subjektif) dan sadar wisata masyarakat setempat.

B.       Pengertian pariwisata
1.      Koen Meyers (2009), pariwisata adalah aktivitas perjalanan yang dilakukan oleh sementara waktu dari tempat tinggal semula ke daerah tujuan dengan alasan bukan untuk menetap atau mencari nafkah melainkan hanya untuk memenuhi  rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang atau libur serta tujuan-tujuan lainnya.
2.      Kodhyat (1998) pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ketempat lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan atau kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasiaan dan kebahagiaan dengan lingkungan dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu.
3.      Gamal (2002) pariwisata difenisikan sebagai bentuk. Suatu proses kepergian sementara dari seorang, lebih menuju ke tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan kepergiaanya adalah karena berbagai kepentingan ekonomi, sosial, budaya, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain.
4.      Suwantoro (1997) pariwisata adalah suatu proses kepergiaan sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain dari luar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan untuk melakukan kepergian yang menghasilkan uang.
5.      Soekadijo (1996) pariwisata adalah gejala yang komplek dalam masyarakat, didalamnya terdapat hotel, objek wisata, souvenir, pramuwisata, angkutan wisata, biro perjalanan wisata, rumah makan dan banyak lainnya.
6.      Burkart dan Medlik (1987) pariwisata sebagai suatu tranformasi orang untuk sementara san dalam jangka waktu jangka pendek ketujuan-tujuan di luar tempat dimana mereka hidupdan bekerja, dan kegiatan – kegiatan mereka selama tinggal di tempat- tempat tujuan itu.
7.      Menurut WTO (1999), pariwisata adalah kegiatan manusia yang melakukan perjalanan ke dan tinggal di daerah tujuan di luar lingkungan kesehariannya.
8.      Menurut Richard Sihite dalam Marpaung dan Bahar (2000:46-47) menjelaskan definisi pariwisata sebagai berikut : Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain meninggalkan tempatnya semula, dengan suatu perencanaan dan dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.
9.      Salah Wahab (1975:55) mengemukakan definisi pariwisata, yaitu : pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Selanjutnya, sebagai sektor yang komplek, pariwisata juga merealisasi industri-industri klasik seperti industri kerajinan tangan dan cinderamata, penginapan dan transportasi.
10. Menurut pendapat dari James J. Spillane (1982:20) mengemukakan bahwa pariwisata adalah kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, berziarah dan lain-lain.
11. Menurut pendapat Anonymous (1986) Pariwisata adalah kegiatan seseorang dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan perbedaan pada waktu kunjungan dan motivasi kunjungan.
12. Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Yoeti, (1991:103). Pariwisata berasal dari dua kata, yakni Pari dan Wisata. Pari dapat diartikan sebagai banyak, berkali-kali, berputar-putar atau lengkap. Sedangkan wisata dapat diartikan sebagai perjalanan atau bepergian yang dalam hal ini sinonim dengan kata ”travel” dalam bahasa Inggris. Atas dasar itu, maka kata ”Pariwisata” dapat diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat yang lain, yang dalam bahasa Inggris disebut dengan ”Tour”.
13. Menurut pendapat RG. Soekadijo (1997:8), Pariwisata ialah segala kegiatan dalam masyarakat yang berhubungan dengan wisatawan.
14. Suyitno (2001) tentang Pariwisata sebagai berikut :
·    Bersifat sementara, bahwa dalam jangka waktu pendek pelaku wisata akan kembali ke tempat asalnya.
·       Melibatkan beberapa komponen wisata, misalnya sarana transportasi, akomodasi, restoran, obyek wisata, souvenir dan lain-lain.
·       Memiliki tujuan tertentu yang intinya untuk mendapatkan kesenanga.
·       Tidak untuk mencari nafkah di tempat tujuan, bahkan keberadaannya dapat memberikan kontribusi pendapatan bagi masyarakat atau daerah yang dikunjungi, karena uang yang di belanjakannya dibawa dari tempat asal.


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.      Pendekatan Supply
1.    Atraction
1.       WISATA ALAM
Dengan jenis aktifitas yang bisa dikembangkan seperti :
Jungle Trekking/penelusuran hutan,
Kegiatan yang dapat dikembangkan di Obyek Wisata Linggo Asri adalah Trekking, Hiking, Napak Tilas, atau wisata jalan kaki. Wisata petualangan ini tidak memerlukan suatu alat khusus dan dapat dilakukan oleh semua orang. Hanya saja kegiatan ini dapat optimal diperlukan bantuan seorang pemandu khusus yang berpengalaman dalam penjelajahan dan memiliki pengetahuan luas tentang kehidupan alam dan lingkungan sekitar kita. Berikut ini pilihan wisata trekking dapat digabungkan dengan kegiatan out bound lainnya sesuai potensi dan sarana parsarana yang ada di bumi perkemahan dan obyek wisata linggo asri.
• Wisata pendidikan pengelolaan hutan tanaman industri,
Kegiatan yang dapat dikembangkan di Obyek Wisata Linggo Asri adalah Wisata Pendidikan pengelolaan dan pengolahan hasil hutan atau tanaman industri suatu program yang menggabungkan unsur kegiatan wisata dengan muatan pendidikan di dalamnya. Program wisata ini dikemas dalam bentuk belajar menderes getah pinus, karet dan sampai pengolahan hasilnya seperti karet mentah, gondorukem yang merupakan komoditas lokal potensial dengan memanfaatkan fasilitas pabrik yang telah ada sedemikian rupa hingga menjadikan kegiatan wisata tahunan atau kegiatan ekstrakurikuler memiliki kualitas dan berbobot. Materi-materi dalam pemanduan telah disesuaikan dengan bobot siswa dan kurikulum sesuai jenjang pendidikan.
• Wisata pendidikan lingkungan.
Kegiatan yang dapat dikembangkan di Obyek Wisata Linggo Asri adalah Wisata Pendidikan Wisata lingkungan suatu program yang menggabungkan unsur kegiatan wisata dengan muatan pendidikan didalamnya, seperti penangkaran rusa dan hewan dilindungi lainnya, pebngenalan jenis-jenis pohon/tanaman dan cara pembibitan. Program wisata ini dikemas sedemikian rupa menjadikan kegiatan wisata tahunan atau kegiatan ekstrakurikuler yang bekerja sama dengan pihak Perhutani melalui LMDH agar memiliki kualitas dan bobot. Materi-materi dalam pemanduan telah disesuaikan dengan bobot siswa dan kurikulum sesuai jenjang pendidikan.
2.       WISATA KEBUDAYAAN
Dengan jenis aktifitas wisata yang dapat dikembangkan seperti :
• Wisata seni budaya dan hiburan rakyat,
Salah satu kegiatan yang dapat dikembangkan di Obyek Wisata Linggo Asri adalah wisata seni budaya suatu program yang menggabungkan unsur kegiatan wisata dengan muatan seni budaya didalamnya. Program wisata ini dikemas sedemikian rupa menjadikan kegiatan wisata bulanan atau mingguan diharapkan dapat diisi oleh kegiatan yang menghibur pengunjung seperti parade/exibisi band anak muda/pelajar, musik dangdut lokal atau kesenian asli daerah Kabupaten Pekalongan. Hal ini diharapkan dapat membantu optimalisasi penerimaan retribusi dari daya tarik pengunjung ke Obyek Wisata Linggoasri setiap minggunya .
• Wisata Pedesaan,
Diharapkan sebagai kegiatan yang dapat dikembangkan di Obyek Wisata Linggo Asri adalah wisata pedesaan adalah suatu program yang menggabungkan unsur kegiatan wisata dengan kegiatan pedesaan seperti bercocok tanam, panen hasil bumi dan perikanan, membajak sawah, tandur padi, dll. Program wisata ini dikemas sedemikian rupa menjadikan kegiatan wisata harian diharapkan pengunjung lebih memahami kearifan lokal penduduk asli kawasan Obyek Wisata Linggo Asri, sasaran target pengunjung adalah siswa-siswi SD, antara usia 5 s/d 10 tahun, seperti menangkap belut, ikan dikolam bletokan, memandikan kerbau/gajah di sawah atau kolam berlumpur (si bolang).
• Lomba–lomba anak–anak.
Tidak kalah menarik ketika kita tawarkan dengan kolaborasi antara seni dan rekreasi dengan acara lomba-lomba mewarnai gambar/lomba lukis anak-anak, lomba ketangkasan tradisional, acara Bintang Kecil dll, yang dilaksanakan dengan melibatkan organisasi IGTK, PAUD, KKG diseluruh Kabupaten Pekalongan bahkan dapat dikerjasamakan dengan EO yang dapat menjaring peserta dari luar daerah serta pembiayaan yang dikerjasamakan dengan sponsor.
3.       WISATA MINAT KHUSUS
Dengan jenis kegiatan wisata yang dapat dikembangkan seperti :
• Berkemah
dan Out Bound,
Berkemah dan bermain out bound adalah kegiatan olah raga dengan suasana hidup dipedesaan, hal ini umum yang dilakukan pelajar dan kaum muda untuk mengisi waktu luang, maka diharapkan kegiatan satu ini dapat menjadi andalan untuk menarik wisatawan mengunjungi Obyek Wisata Linggo Asri dengan fasilitas yang telah tersedia dengan didampingi instruktur yang terlatih.
• Bersepeda Gunung,
Bersepeda Gunung adalah kegiatan yang sedang populer di kalangan kaum muda sekarang ini dalam mengisi waktu liburan dalam menghilangkan kejenuhan dalam melakukan rutinitas sehari-hari. Akan tetapi aktivitas ini sulit dilakukan sendiri karena itu perlu adanya komunitas yang solid, serta fasilitas pendukung, antara lain pembuatan tracking lintasan dengan jarak yang cukup panjang lebih kurang 5–10 km yang meliputi kawasan obyek dan lingkungan wiayah obyek, baik milik masyarakat maupun pemerintah sepanjang ada koordinasi dan tidak merusak lingkungan, pelaksanaannya dibantu oleh pemandu dan bila mungkin melibatkan penduduk sekitar dalam berpartisipasi, maka diharapkan kegiatan ini dapat lebih menarik wisatawan berkunjung ke Obyek Wisata Linggo Asri apabila dilaksanakan dengan pihak–pihak sponsor/EO.
• Penelitian/Observasi.
Perlu dibangun fasilitas khusus untuk kegiatan penlitian berupa miniatur kelaboratoriuman flora fauna yang berfungsi menjadi wisata penelitian yang dibangun secara sederhana dan dapat dijadikan pusat penelitian bagi siswa-siswi di Kabupaten Pekalongan seperti taman kupu-kupu, taman serangga (herbarium) taman-taman bunga/tanaman obat. Hal ini dapat dikerjasamakan dengan Perhutani, PTP Perkebunan ataupun Pihak lain yang peduli dengan pendidikan.
4.       WISATA KELUARGA
  Dengan jenis kegiatan wisata yang dapat di kembangkan seperti :
• Berenang
,
Dengan kondisi fasilitas yang ada mungkin masih perlu peningkatan sarana dan prasarana kolam renang prestasi menjadi kolam renang wisata, hal ini merupakan salah satu dari banyak aktivitas yang paling diminati pengunjung olah raga sambil berwisata bersama keluarga.
• Memancing,
Memancing adalah kegiatan yang sedang populer sekarang ini dalam mengisi waktu luang sebagai penghilang kejenuhan dalam melakukan rutinitas sehari-hari, aktivitas ini juga bisa melibatkan seluruh keluarga, yang perlu dipersiapkan adalah dengan melakukan pembenahan kolam-kolam yang sudah ada lebih optimal dengan dilaksanakan event-event lomba memancing bekerja sama sponsor/EO. Memancing dikolam pemancingan dalam kawasan Obyek Wisata adalah kegiatan yang dikemas dengan menaburkan ikan yang akan dipancing berdasarkan permintaan peminat. Hal ini dapat dilaksanakan dengan sistem kiloan atau lama waktu memancing dan hasilnya diperhitungkan. Aktivitas ini juga bisa melibatkan seluruh keluraga, maka di harapkan kegiatan ini dapat lebih menarik wisatawan berkunjung ke Obyek Wisata Linggo Asri jika memungkinkan dapat dimasak ditempat.
• Offroad dengan mobil ATV.
Offroad ATV mungkin tidak kalah menarik ketika kita tawarkan dengan kesiapan lintasan yang akan dilalui dengan variasi rintangan yang cukup menantang dan dilengkapi alat pengaman bagi pengendara, maka dapat dikemas menjadi paket wisata keluarga yang menarik dan diminati, kalau mungkin dikembangkan dengan arena lomba/event ketangkasan dengan kendaraan ATV yang dibawa oleh masing-masing peserta dengan katagori yang ditentukan. maka di harapkan kegiatan ini dapat lebih menarik wisatawan berkunjung ke Obyek Wisata Linggo Asri.
2.    Transportation
Untuk bisa sampai di obyek wisata Linggo Asri, Kecamatan Kajen, para pengunjung dapat menggunakan semua jenis transportasi darat yang ada baik sepeda motor, bus, mobil terbuka, maupun alat transportasi yang lainnya.  Perjalanan ke Linggo Asri jika dilakukan menggunakan motor dari kota Pekalongan adalah sekitar 1–1,5 jam dengan kecepatan rata-rata 60 – 80 km/jam. Hal tersebut dapat dilakukan dengan melewati jalur wiradesa kemudian menuju ke arah kajen yang lebih nyaman dan aman untuk dilewati, karena jalanan tidak terlalu ramai oleh kendaraan bermotor. Jalan mendekati lokasi seperti jalan dataran tinggi pada umumnya, banyak tanjakan dan tikungan. Dan jika telah tiba di jalan yang kanan kirinya adalah kebun karet, itu tandanya para wisatawan sudah hampir sampai di lokasi obyek wisata Linggo Asri. Terus saja jalan lurus, hingga bertemu gapura “Selamat Datang di Wisata Alam Linggo Asri”
3.    Acomodation
Untuk akomodasi di obyek wisata Linggo Asri, sudah banyak tersedia villa-villa dan penginapan-penginapan di sekitar obyek wisata Linggo Asri. Ada berbagai jenis pilihan villa dan penginapan mulai dari yang sederhana hingga jenis penginapan dan villa yang mewah, tentunya masing-masing villa dan penginapan memiliki tarif yang berbeda-beda sesuai dengan fasilitas yang disediakan.
4.    Service
Adanya dorongan dan koordinasi dengan berbagai pihak. Dengan mengedepankan fungsi terintregasi pada masing masing dinas terkait . Misalnya untuk pemeliharaan satwa dilakukan oleh BKSDA dan Dinas Pertanian Kehutanan untuk menjalankan fungsi konservasi, Dinas Lutkan pada aspek kesehatan dan Dinporapar sebagai pengelolaan dan pemanfaatannya. Untuk memajukan obyek wisata ini pun harus dikelola dengan profesional, yang dimulai meningkatkan kualitas sumber daya manusianya.
5.    Infrastruktur
Pembanguan sarana prasarana ini pada tahun 2012, dari anggaran bantuan Propinsi Jawa Tengah telah dibangun berbagi sarana prasarana menujang obyek wisata seperti pembangunan sarana outbond, pengadaan kendaraan APV, pembangungan gardu pandang dan pembangunan pintu gerbang . Sedangkan pada tahun 2013, telah dilakukan penataan lingkungan taman dan pembangunan jalan lingkar di kawasan wisata. Hal ini bertujuan untuk memberi kenyamanan dan memanjakan wisatawan dalam menikmati pemandangan alam dan suasana di Linggo Asri.

B.       Pendekatan Demand
1.         Minat Wisatawan
Kecenderungan meningkatnya minat para wisatawan, dimungkinkan karena semakin bertambah dan menariknya obyek wisata Linggo Asri sebagai tempat tujuan wisata keluarga. Oleh karena itu untuk mempertahan kondisi ini pihaknya selalu berusaha memoles dan menata sarana prasarana agar obyek wisata alam ini semakin diminati masyarakat.
2.         Asal Wisatawan
Pengunjung di obyek wisata Linggo Asri sebagian besar masih didominasi wisatan lokal yang berasal dari wilayah Kabupaten Pekalongan dan sekitarnya
3.         Jumlah Wisatawan
Selama liburan obyek wisata Linggo Asri Kabupaten Pekalongan Kajen mengalami peningkatan wisatawan hingga 20 % dari hari biasa. Jika tidak hari libur rata rata pengunjung kurang lebih hanya 50 -70 wisatawan saja, namun pada hari libur, jumlah wisatawan bisa mencapai kurang lebih 100 orang.
4.         Investasi
Pendapatan dari sektor objek wisata di Linggo Asri dinilai Komisi B DPRD terlalu kecil dan tidak sebanding dengan nilai investasi yang ditanamkan Pemkab Pekalongan. Hasil kunjungan kerja Komisi B ke Linggo Asri belum lama ini memunculkan banyak pertanyaan, khususnya terkait optimalisasi pendapatan dan retribusi. Target pendapatan retribusi di Linggo Asri, terlalu kecil. Padahal dari hasil pantauan seharusnya bisa lebih banyak lagi. Dengan target dan realisasi sewa vila di Linggo Asri Rp 27 juta pada tahun lalu. Hasil pantauan Komisi B, ada 7-8 pengunjung tiap harinya. Jika dihitung denga nilai retribusi sebesar Rp 25.000-Rp 35.000 tiap vila, pendapatnnya seharusnya bisa mencapai sekitar Rp 50 juta. Padahal anggaran dalam APBD yang terserap untuk perbaikan vila tahun lalu mencapai Rp 127,7 juta. Dengan melihat jumlah investasi yang ditanamkan dari APBD, pendapatannya terlalu kecil. Analisis itu baru dari penginapan. Jika dihitung pengeluaran dan pemasukan dari sektor lainnya, pendapatan akan terlihat lebih kecil lagi.
Kasi Sarana Pengelolaan dan Pengembangan Objek Wisata Kantor Pariwisata, Istiyanto saat dikonfirmasi mengatakan, kecilnya pendapatan di Linggo Asri disebabkan terlalu kecilnya tarif retribusi yang diatur dalam Perda. Sesuai perda, Kantor Pariwisata hanya diperbolehkan menarik retribusi sebesar Rp 1.500 untuk tiket masuk ke Linggo Asri dan Rp 25.000-Rp 35.000 untuk sewa vila. "Harga itu sangat kecil, kami sudah mengusulkan perubahan perda namun belum disetujui," tandasnya. Jika retribusi bisa ditingkatkan pendapatan bisa lebih besar. Kendala lain yang menyulitkan pengembangan adalah sebagian besar lahan di Linggo Asri masih berstatus tanah milik warga. Jika itu bisa dibebaskan bisa menarik para investor yang ingin mengembangkan Linggo Asri.


BAB IV
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Linggo Asri adalah salah satu desa yang menjadi simbol kesejukan dan keindahan kota santri Pekalongan. Daerah Linggo Asri yang berada di ketinggian di atas 500 meter/dpl tersebut berbatasan langsung dengan Kecamatan Paninggaran. Di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Brengkolang dan sebelah utara dengan Desa Kutorojo, Kajen. Linggo Asri tidak hanya memiliki arena perkemahan yang luas dengan dikelilingi hutan pinus nan indah serta udara pegunungan yang sejuk, Desa itu juga mempunyai berbagai fasilitas rekreasi. Antara lain kolam renang, taman wisata dan beberapa koleksi binatang. Untuk menganalisis suatu obyek wisata, khususnya obyek wisata Linggo Asri kita dapat menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan teori Demand yang digunakan untuk mengetahui (minat wisatawan, asal wisatawan, jumlah wisatawan, dan investasi) dan pendekatan teori Suplly digunakan untuk mengetahui (Atraction, Transportation, Acomodation, Service, and Infrastruktur)
B.       Saran
Sebagai obyek wisata yang cukup dikenal di Kabupaten Pekalongan, obyek wisata Lingo Asri hendaknya mampu menjaga dan mengembangkan sarana dan prasarana yang ada. Selain itu obyek wisata Linggo Asri juga harus mancari cara untuk menarik minat wisatawan agar mau berkunjung ke kawasan obyek wisata Linggo Asri. Penambahan sarana, prasarana dan infrastruktur kawasan objek wisata juga sangat dibutuhkan.

DAFTAR PUSTAKA

http://Definisi Pariwisata Menurut Beberapa Ahli _ Tabea Tamang.html (diunduh pada tanggal  09 April 2014, pukul 20.00 WIB)
http://garis-besar-konsep-pengembangan-ow.html (diunduh pada tanggal  09 April 2014, pukul 20.00 WIB)
http://LINGGO ASRI (WISATA ALAM PEKALONGAN) _ aptika.html (diunduh pada tanggal  09 April 2014, pukul 20.00 WIB)
http://linggo-asri-obyek-wisata-kabpekalongan.html (diunduh pada tanggal  09 April 2014, pukul 20.00 WIB)
http://pengertian_definisi_wisata_info2178.html (diunduh pada tanggal  09 April 2014, pukul 20.00 WIB)
http://Pengertian Obyek Wisata Dan Pengertian Atraksi Wisata _ Rafans Detik.html (diunduh pada tanggal  09 April 2014, pukul 20.00 WIB) http://pengertian-pariwisata-menurut-para-ahli.html (diunduh pada tanggal  09 April 2014, pukul 20.00 WIB)
suaramerdeka. Komisi B Nilai Pendapatan Linggo Asri Terlalu Kecil.jumat, 15 Juni 2007 (diunduh pada tanggal  09 April 2014, pukul 20.00 WIB)

suaramerdeka.Linggo Asri, Simbol Pusat Wisata Kota Santri.jumat, 12 Agustus 2005


 


2 komentar:

  1. suwun bro pas aku ono tugas proposal heheh tegyuu bangeddd lafyuu aku cinta kamu massss

    BalasHapus