Sabtu, 03 November 2012

gunung emas



MAKALAH GEOLOGI DAN GEOMORFOLOGI INDONESIA
“PROSES TEKTONIK DAN ENDOGEN GUNUNG YANG MENGANDUNG EMAS”
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah geologi dan geomorfologi indonesia    
Dosen pengampu : Wahyu Setyaningsih ST,MT.



Disusun oleh :
Siti Hayani (3201411145)





JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2012


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan hidayahnya kami dapat menyusun makalah Geologi dan Geomorfologi Indonesia dengan tema “GUNUNG YANG MENGANDUNG EMAS” ini tepat pada waktunya tanpa kendala apapun.
Kata maaf tak lupa kami ucapkan apabila dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan,selain itu saran dan kritik sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah Geologi dan Geomorfologi Indonesia ini.





Semarang,28 Oktober 2012

                                                                                                             Penulis




DAFTAR ISI
                                                                                                                                                  Halaman
Kata pengantar…………………………………………………………………………........i
Daftar isi……………………………………………………………………………….……ii
Bab I.Pendahuluan
A.Latar Belakang Masalah…………………………………………………………..1
B.Rumusan Masalah…………………………………………………………………1
C.Tujuan……………………………………………………………………………..1
Bab II.Isi
A. Proses terbentuknya Gunung Api………………………..…………..……….…..2
D. Proses Terbentuknya Bijih Emas……....…………………………...………...…2-3
C. Proses tektonik dan endogen terbentuknya gunung api emas………………....….3
D.Contoh gunung yang mengandung emas di Indonesia………………………….4-5
Bab III.Penutup
A.Kesimpulan………………………………………………………………………..6
Daftar Pustaka……………………………………………………………………….… ….7

 
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang masalah
Akibat lain daripada gerak / dinamika tektonik, pada bagian lain terutama daerah yang berdekatan zona tepi interaksi antar masing-masing lempeng kerak berada dibawah gaya dan tekanan yang selanjutnya akan mengakibatkan perubahan sifat fisik batuan penyusun lempeng kerak bumi yang mengandung kandungan emas yang kemudian disebut sebagai deformasi batuan. Apabila tekanan melampaui batas dari daya tahan batuan maka batuan yang mengandung emas tersebut akan membentuk Patahan dan apabila batuan pada kondisi fisik tertentu mampu untuk mempertahankan daya elastisitasnya namun berubah karena tekanan maka batuan yang mengandung emas tersebut akan mengalami Perlipatan, sehingga gejala dinamika sebagaimana diterangkan menyebabkan, terbetuknya Gunung api yang mengandung emas.

B.     Rumusan masalah
1.      Bagaimana proses tektonik terbentuknya gunung api yang mengandung emas?
2.      Bagaimana proses endogen terbentuknya gunung api yang mengandung emas?

C.     Tujuan
1.1.Mengetahui proses tektonik terbentuknya gunung api yang mengandung emas
1.2.Mengetahui proses endogen terbentuknya gunung api yang mengandung emas
 
BAB II
ISI

A.    Proses terbentuknya gunung api

Vulkanisme yaitu peristiwa yang sehubungan dengan naiknya magma dari dalam perut bumi. Magma adalah campuran batu-batuan dalam keadaan cair, liat serta sangat panas yang berada dalam perut bumi. Aktifitas magma disebabkan oleh tingginya suhu magma dan banyaknya gas yang terkandung di dalamnya sehingga dapat terjadi retakan-retakan dan pergeseran lempeng kulit bumi.Magma dapat berbentuk gas padat dan cair. Proses terjadinya vulkanisme dipengaruhi oleh aktivitas magma yang menyusup ke lithosfer (kulit bumi). Apabila penyusupan magma hanya sebatas kulit bumi bagian dalam dinamakan intrusi magma. Sedangkan penyusupan magma sampai keluar ke permukaan bumi disebut ekstrusi magma. Tentunya Anda masih ingat bahwa jika aktivitas magma mencapai ke permukaan bumi, maka gerakan ini dinamakan ekstrusi magma. Jadi ekstrusi magma adalah proses keluarnya magma ke permukaan bumi. Ekstrusi magma inilah yang menyebabkan terjadinya gunung api. Ekstrusi magma tidak hanya terjadi di daratan tetapi juga bisa terjadi di lautan. Oleh karena itu gunung berapi bisa terjadi di dasar lautan.

B.     Proses terbentuknya bijih emas
Bijih emas secara alami terbentuk dari aktifitas hidrotermal yang menghasilkan cebakan dengan komponen utama silika. Hidrotermal sebagai media pembawa emas, mengendapkan emas dan logam ikutannya pada pori batuan, struktur geologi atau rongga lain, serta apabila keluar menjadi mata air panas dapat menghasilkan cebakan bijih emas di permukaan tanah. Lingkungan pembentukan bijih emas tersebut merupakan lingkungan yang sama dengan keberadaan sistem panas bumi. Kondisi geologi pembentukan bijih emas yang selama ini dikenal dengan lingkungan epitermal, merupakan lingkungan geotermal dimana lapangan panas bumi terbentuk. Fluida hidrotermal merupakan media utama pembawa emas dan logam ikutannya. Cebakan bijih emas baik berupa urat kuarsa mengisi rongga rekahan dan patahan, maupun dalam bentuk tersebar mengisi pori batuan dan replacement, merupakan fosil dari aktifitas geotermal pada masa lalu. Fluida hidrotermal pada lingkungan epitermal potensial membawa unsur-unsur logam Cu, Pb, Zn, Mn, Fe, Cd, As, Sb, Au, Ag, Hg, dan S.
C.     Proses tektonik dan endogen terbentuknya gunung api yang mengandung emas
Akibat lain daripada gerak / dinamika tektonik, pada bagian lain terutama daerah yang berdekatan zona tepi interaksi antar masing-masing lempeng kerak berada dibawah gaya dan tekanan yang selanjutnya akan mengakibatkan perubahan sifat fisik batuan penyusun lempeng kerak bumi yang mengandung kandungan emas yang kemudian disebut sebagai deformasi batuan. Apabila tekanan melampaui batas dari daya tahan batuan maka batuan yang mengandung emas tersebut akan membentuk Patahan dan apabila batuan pada kondisi fisik tertentu mampu untuk mempertahankan daya elastisitasnya namun berubah karena tekanan maka batuan yang mengandung emas tersebut akan mengalami Perlipatan, sehingga gejala dinamika sebagaimana diterangkan menyebabkan, terbetuknya Gunung api yang mengandung emas. Selain itu Kejadian tektonik singkat yang penting adalah peristiwa pengangkatan yang diakibatkan oleh tumbukan dari busur kepulauan Melanesia. Hal ini digambarkan oleh irisan stratigrafi di bagian mulai dari batuan dasar yang ditutupi suatu sekuen dari bagian sisi utara Lempeng Australia yang membentuk Jalur Sesar Naik Papua. Bagian tepi utara dari jalur sesar naik ini dibatasi oleh batuan metamorf dan teras ophilite yang menandai kejadian pada Miosen Awal. Perbatasan bagian selatan dari sesar naik ini ditandai oleh adanya batuan dasar Precambrian yang terpotong di sepanjang Jalur Sesar Naik. Jejak mineral apatit memberikan gambaran bahwa terjadi peristiwa pengangkatan dan peruntuhan secara cepat pada 4 – 3,5 juta tahun yang lalu (Weyland, 1993). Selama Pliosen (7 – 1 juta tahun yang lalu) Jalur lipatan papua dipengaruhi oleh tipe magma I suatu tipe magma yang kaya akan komposisi potasium kalk alkali yang menjadi sumber mineralisasi Cu-Au yang bernilai ekonomi di Ersberg dan Okeitadi.

D.    Contoh gunung yang mengandung emas di Indonesia
1.      Contoh gunung api yang mengandung emas di Papua
       
2.      Contoh gunung api yang mengandung emas di Sumatra
Umumnya orang mengenal papua sebagai pulau penghasil emas karena begitu giatnya penambangan emas PT Freeport di papua. Namun, tahukah anda bahwa pulau sumatera juga adalah penghasil emas ? Sejak lama Sumatera sudah dikenal dengan nama Svarnadwipa atau pulau emas karena banyaknya logam mulia yang diperdagangkan di pulau ini. Istilah Svardnadwipa ini banyak ditemukan di naskah-naskah dan prasasti di India. Meskipun produksi emas Sumatera telah lama dikenal, sumber tambangnya tetap menjadi misteri hingga abad ke-20. Beberapa penjelajah mencatat, emas di Sumatera banyak dihasilkan dari pedalaman yang dihuni oleh manusia liar. Emas di Sumatera baru mulai ditambang Belanda sekitar tahun 1900, salah satunya yang tertua adalah di Lebong, Bengkulu, yang berada di kaki Bukit Barisan. Dalam tulisannya berjudul "Traditional Sumatran Trade" di Bulletin de l'Ecole française d'Extrême-Orient (1985), John N Miksic menyebutkan, pada abad ke-18, Belanda ataupun Inggris tidak menyadari telah sangat dekat dengan tempat yang begitu kaya dengan emas, Lebong, yang barangkali telah diusahakan selama berabad-abad oleh masyarakat tradisional. Formasi Lebong baru diketahui Belanda pada 1890-an dan sejak itu dieksploitasi habis-habisan. Dalam buku Mining in the Netherlands East Indies, Alex L ter Braake menyebut, perusahaan tambang Mijnbouw Maatschappij Simau mulai beroperasi di Lebong Tandai sejak tahun 1910 dan menuai sukses besar.
Eksplorasi terbaru menemukan bahwa jalur emas di Sumatera ternyata berimpit dengan garis patahan sebagaimana ditulis MJ Crow dan TM Van Leeuwen dalam buku Sumatra: Geology, Resources and Tectonic Evolution (2005). Proses mineralisasi emas ini disebutkan terjadi berbarengan dengan munculnya busur magma di sepanjang Bukit Barisan. Penunjaman lempeng (samudra) Indo-Australia ke lempeng (benua) Eurasia telah memicu terbentuknya busur magma di sepanjang jalur patahan itu. Di kedalaman 150-200 kilometer, temperatur Bumi sangat panas sehingga batuan di sekitar zona kontak dua lempeng ini meleleh. Sesuai sifat fluida (cairan), lelehan batuan panas ini naik ke atas membentuk kantong-kantong bubur batuan panas yang di kenal sebagai kantong magma. Interaksi magma dengan batuan dasar, pada tekanan tertentu, menyebabkan terbentuknya zona ubahan pada batuan induk lava dan tufa (sedimen bebatuan yang terbentuk dari letusan gunung berapi) yang kemudian berperan sebagai batuan induk kaya mineral (host rock), termasuk emas. Pada akhirnya, magma ini mendesak ke atas permukaan membentuk deretan kubah magma atau deretan gunung api di sepanjang Bukit Barisan. Pembentukan kubah magma ini juga mendorong bebatuan dasar yang dulu di dasar Samudra hingga ke puncak Bukit Barisan.



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Akibat lain daripada gerak / dinamika tektonik, pada bagian lain terutama daerah yang berdekatan zona tepi interaksi antar masing-masing lempeng kerak berada dibawah gaya dan tekanan yang selanjutnya akan mengakibatkan perubahan sifat fisik batuan penyusun lempeng kerak bumi yang mengandung kandungan emas yang kemudian disebut sebagai deformasi batuan. Apabila tekanan melampaui batas dari daya tahan batuan maka batuan yang mengandung emas tersebut akan membentuk Patahan dan apabila batuan pada kondisi fisik tertentu mampu untuk mempertahankan daya elastisitasnya namun berubah karena tekanan maka batuan yang mengandung emas tersebut akan mengalami Perlipatan, sehingga gejala dinamika sebagaimana diterangkan menyebabkan, terbetuknya Gunung api yang mengandung emas. Selain itu Kejadian tektonik singkat yang penting adalah peristiwa pengangkatan yang diakibatkan oleh tumbukan dari busur kepulauan Melanesia. Hal ini digambarkan oleh irisan stratigrafi di bagian mulai dari batuan dasar yang ditutupi suatu sekuen dari bagian sisi utara Lempeng Australia yang membentuk Jalur Sesar Naik Papua. Bagian tepi utara dari jalur sesar naik ini dibatasi oleh batuan metamorf dan teras ophilite yang menandai kejadian pada Miosen Awal. Perbatasan bagian selatan dari sesar naik ini ditandai oleh adanya batuan dasar Precambrian yang terpotong di sepanjang Jalur Sesar Naik. Jejak mineral apatit memberikan gambaran bahwa terjadi peristiwa pengangkatan dan peruntuhan secara cepat pada 4 – 3,5 juta tahun yang lalu (Weyland, 1993). Selama Pliosen (7 – 1 juta tahun yang lalu) Jalur lipatan papua dipengaruhi oleh tipe magma I suatu tipe magma yang kaya akan komposisi potasium kalk alkali yang menjadi sumber mineralisasi Cu-Au yang bernilai ekonomi di Ersberg dan Okeitadi.



DAFTAR PUSTAKA


http://kabarnet.wordpress.com/2010/10/03/freeport-kuasai-dua-gunung-emas-di-papua/


http://kotakpengetahuan.blogspot.com/2012/02/proses-terbentuknya-emas.html




2 komentar:

  1. tidak terlalu detail, maka banyak yg kurang dri cerita diatas.

    BalasHapus
  2. Geologi Papua merupakan priode endapan sedimentasi dengan masa yang panjang pada tepi Utara Kraton Australia yang pasif yang berawal pada Zaman Karbon sampai Tersier Akhir. Lingkungan pengendapan berfluktuasi dari lingkungan air tawar, laut dangkalsampai laut dalam dan mengendapkan batuan klatik kuarsa, termasuk lapisan batuanmerah karbonan, dan berbagai batuan karbonat yang ditutupi oleh Kelompok Batugamping New Guinea yang berumur Miosen. Ketebalan urutan sedimentasi ini mencapai12.000 meterPada Kala Oligosen terjadi aktivitas tektonik besar pertama di Papua,yang merupakanakibat dari tumbukan Lempeng Australia dengan busur kepulauan berumur Eosen padaLempeng Pasifik. Hal ini menyebabkan deformasi dan metamorfosa fasies sekis hijau berbutir halus, turbidit karbonan pada sisii benuamembentuk Jalur Metamorf Rouffaeyang dikenal sebagai “Metamorf Dorewo”Akibat lebih lanjut tektonik ini adalahterjadinya sekresi (penciutan) LempengPasifik ke tas jalur malihan dan membentuk Jalur Ofiolit Papua.Peristiwa tektonik penting kedua yang melibatkan Papua adalah OrogenesaMelanesiayang berawal dipertengahan Miosen yang diakibatkan oleh adanyatumbukan KratonAustralia dengan Lempeng Pasifik.Hal ini mengakibatkandeformasi dan pengangkatankuat batuan sedimen Karbon-Miosen (CT), dan membentuk Jalur Aktif Papua. Kelompok Batugamping New Guinea kini terletak pada Pegunungan Tengah. Jalur ini dicirikan olehsistem yang komplek dengan kemiringan ke arah utara,sesar naik yang mengarah ke barat laut.

    BalasHapus